
CARA BUDIDAYA SAPI METAL
Belakangan, para peternak dan pelaku bisnis peternakan sapi di sejumlah
daerah diwarnai oleh jenis sapi yang tidak lagi berwarna hitam putih.
Sapi baru yang banyak ditemukan adalah jenis sapi berwarna kecoklatan
dan dengan bentuk tubuh yang lebih besar. Salah satu jenis sapi berwarna
coklat itu adalah sapi Metal atau Simmental. Ternak sapi metal
tampaknya sedang trend dan menjadi pilihan dibandingkan sapi lokal yang
selama ini diternakkan.
Ada dua jenis sapi berwarna coklat yang
banyak diternakkan tersebut. Selain sapi metal, ada lagi jenis sapi
limosin yang terutama dimanfaatkan sebagai sapi potong untuk diambil
dagingnya. Sedangkan sapi metal adalah jenis sapi potong maupun sapi
perah yang umumnya diusahakan untuk program penggemukan. Apalagi
kemampuan makan jenis sapi metal cukup besar, sehingga cukup potensial
sebagai usaha peternakan sapi yang cukup menguntungkan.
Kebutuhan Tinggi
Sapi
metal merupakan jenis sapi impor yang berasal dari Simme, Switzerland.
Jenis sapi ini juga banyak diternakkan di Eropa dan Amerika dan menjadi
salah satu sapi unggulan, baik sebagai sapi perah maupun sebagai sapi
pedaging. Apalagi berat sapi metal dewasa bisa mencapai lebih dari 1
ton. Hal ini pula yang membuat daya tarik sapi jenis ini untuk usaha
peternakan terutama karena penampilannya yang besar tersebut.
Apalagi kalau dihubungkan dengan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap susu maupun daging sapi.
Untuk
memenuhi kebutuhan pasar lokal saja, umumnya peternakan sapi belum
mampu memenuhinya. Baik kebutuhan daging, utamanya lagi kebutuhan
susunya. Kebutuhan masyarakat terhadap susu sapi sangat tinggi.
Sedangkan untuk kebutuhan daging, umumnya masyarakat masih bisa mencari
dan memilihnya dari jensi daging lainnya, seperti ayam dan kambing.
Pemeliharaan Singkat
Jenis
bisnis yang menarik dari usaha ternak sapi metal adalah pada usaha
penggemukannya. Dengan pola ini kita tidak perlu memelihara sapi terlalu
lama hingga bertahun-tahun. Cukup dengan mengambil bibit anakan yang
sudah cukup dewasa, lalu dipelihara antara 6 hingga 12 bulan, dan
setelah itu dijual kembali. Pola ini belakangan juga banyak dilakukan
para pengusaha maupun peternak untuk menghindari risiko yang lebih besar
apabila dipelihara terlalu lama.
Memang cukup banyak produk ikutan
yang bisa dihasilkan dari peternakan sapi. Selain susu dan dagingnya,
sapi juga dapat memberikan keuntungan tambahan dari kulit dan tanduknya
yang masih bisa dijual. Selain itu, kotoran sapi juga dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pembuat pupuk kandang yang dibutuhkan untuk pertanian.
Namun hasil ini baru bisa diperoleh setelah pemeliharaan yang cukup
lama.
Sedangkan dengan pola penggemukan, keuntungan kotor per ekor
yang bisa diperoleh rata-rata mencapai 50 hingga 60 persen dari modal.
Itu saja hanya untuk jangka waktu pemeliharaan antara 6 bulan hingga 1
tahun. Setelah dikurangi biaya pakan dan operasional, tak kurang dari 25
hingga 30 persen keuntungan bersih bisa masuk.
Untuk memperbesar
nilai keuntungan, maka jumlah sapi yang digemukkan juga mestinya lebih
banyak lagi. Setidaknya antara 30 hingga 50 ekor, sehingga keuntungan
dari usaha ternak sapi metal yang diperolehpun bisa relatif besar.